PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Apakah pendidikan itu berguna untuk membina
kepribadian manusia ?
Pendidikan berguna untuk membina kepribadian
manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di
dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.
Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial
manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati
bahwa dalam pribadi individu tumbuh atas dua kekuatan yaitu : kekuatan dari
dalam (kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan
istilah “faktor dasar” dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki Hajar
Dewantara menyebutnya dengan istilah “faktor ajar”.
Teori konvergensi yang berpendapat bahwa kemampuan
dasar dan faktor dari luar saling memberi pengaruh, kedua kekuatan itu
sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh lingkungan, dan
lingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern (dari dalam)
berkembang dan hasil perkembangannya digunakan untuk mengembangkan pribadi di
lingkungan. Factor dari luar dan lingkungan kadang tidak berkembang dengan
baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-hal negatif yang timbul dari
luar dirinya.
Apakah pendidikan itu berguna untuk membina
kepribadian manusia?
Apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian
manusia?
Apakah ada faktor yang dari luar dan lingkungan,
tetapi tidak berkembangdengan baik?
Pendidikan berguna untuk membina kepribadian
manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di
dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.Teori
konvergensi yang berpendapat bahwa kemampuan dasar dan faktor dariluar saling
memberi pengaruh, kedua kekuatan itu sebenarnya berpadumenjadi satu. Si pribadi
terpengaruh lingkungan, dan lingkungan pun diubaholeh si pribadi. Faktor-faktor
intern (dari dalam) berkembang dan hasil perkembangannya digunakan untuk
mengembangkan pribadi di lingkungan.Factor dari luar dan lingkungan kadang
tidak berkembang dengan baik,misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-hal
negatif yang timbul dari luar dirinya.
Pendidikan berguna untuk membina kepribadian
manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadiyang baik sehingga di dalam
pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.Pendidikan
membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia
tanpakehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati bahwa dalam
pribadi individu tumbuhatas dua kekuatan yaitu : kekuatan dari dalam
(kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantaramenyebutnya dengan istilah
“faktor dasar” dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki Hajar Dewantara
menyebutnya dengan istilah “faktor ajar”.Teori konvergensi yang berpendapat
bahwa kemampuan dasar dan faktor dari luar saling memberi pengaruh, kedua
kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh
lingkungan, danlingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern
(dari dalam) berkembang dan hasil perkembangannya digunakan untuk mengembangkan
pribadi di lingkungan. Factor dari luar danlingkungan kadang tidak berkembang
dengan baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-halnegatif yang
timbul dari luar dirinya
Kesimpulan
Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena
pendidikan merupakan hakikat hidup dankehidupan. Pendidikan berguna untuk
membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang
baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup
dengan tenang.Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota
kesatuan sosial manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing.
Pendidikan berguna untuk membina kepribadian
manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di
dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.
Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial
manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati
bahwa dalam pribadi individu tumbuh atas dua kekuatan yaitu : kekuatan dari
dalam (kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan
istilah “faktor dasar” dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki Hajar
Dewantara menyebutnya dengan istilah “faktor ajar”.
Teori ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman
bernama William Louis Stern. Asumsi teori ini berdasar eksperimennya terhadap
dua anak kembar yang memiliki sifat keturunan yang sama, namun setelah
dipisahkan dalam linkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki
sifat yang berbeda.
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi)
dari teori nativisme dan teori empirisme.
Isi teori konvergensi: factor pembawaan maupun
pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi
dan menentukan perkembangan individu.
Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh
factor yang dibawa sejak lahir (factor endogen) maupun factor lingkungan,
termasuk pengalaman dan pendidikan (factor eksogen).
FAKTOR ENDOGEN
Factor endogen adalah factor atau sifat yang dibawa
oleh individu sejak dalam kandungan hingga saat dilahirkan (factor keturunan
atau factor bawaan). Faktor endogen meliputi factor-faktor sebagai berikut :
• Factor kejasmanian
Factor pembawaan yang berhubungan erat dengan
keadaan jasmani pada umumnya tidak dapat diubah begitu saja, dan merupakan
factor dasar dalam ciri fisik individu.
Factor kejasmanian misalnya warna kulit, warna dan
jenis rambut, rupa wajah, golongan darah, dan sebagainya.
• Factor pembawaan psikologis (temperamen)
Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat
hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yang berhubungan dengan
fungsi fsiologik seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang
terdapat dalam diri manusia.
Temperamen berbeda dengan karakter atau watak.
Karakter atau watak merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang nampak
dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil bawaan maupun lingkungan.
Temperamen bersifat konstan, sedangkan karakter atau watak bersifat tidak
konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan.
• Factor bakat (aptitude)
Bakat bukanlah sesuatu yang telah jadi dan terbentuk
pada waktu individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi-potensi yang
memungkinkan individu berkembang ke suatu arah. Supaya potensi tersebut
teraktualisasikan dibutuhkan kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat-bakat
tersebut. Disinilah dukungan lingkungan yang baik diperlukan dalam perkembangan
individu.
FAKTOR EKSOGEN
Factor eksogen adalah factor yang datang dari luar
diri individu, berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan, dan sebagainya.
Perbedaan antara pendidikan dengan lingkungan adalah
terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Pendidikan bersifat aktif,
dijalankan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab, dan secara sistematik memang
mengarahkan pada pengembangan potensi-potensi atau bakat-bakat yang ada pada
individu sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sedangkan pada umumnya lingkungan bersifat pasif
dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan pengaruhnya secara paksa kepada
individu. Lingkungan hanya menyediakan kemungkinan-kemungkinan atau
kesempatan-kesempatan kepada individu. Tergantung pada individu yang mau
menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sikap individu terhadap
lingkungan dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Individu menolak lingkunagn jika tidak
sesuaidengan yang ada dalam diri individu.
2. Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan
yang ada dalam diri individu.
3. Individu bersikap netral atau berstatus quo.
Lingkungan yang memiliki peranan dalam perkembangan
individu terbagi dalam beberapa kategori, yaitu:
• Lingkungan fisik ; berupa alam seperti keadaan
alam atau keadaan tanah serta musim.
• Lingkungan social ; berupa lingkungan tempat
individu berinteraksi.
Lingkungan social dibedakan dalam dua bentuk :
1. Lingkungan social primer, yaitu lingkungan yang
anggotanya saaling kenal.
2. Lingkungan social sekunder, yaitu lingkungan yang
hubungan antar anggotanya bersifat longgar.
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Semua yang berkembang dalam diri individu ditentukan
oleh pembawaan dan juga lingkungannya Sebagai kesimpulan dapat dikatakan
perkembangan manusia kurang lebih ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun,
serta aktifitas atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di
bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu sehingga berkembang menjadi
sifat-sifat.